SDMTQ WONOKERTO
Napas Baru di Muhammadiyah
SDMTQ
dibangun sejak awal tahun 2015, dan sudah menerima peserta didik baru mulai
Juni 2015 lalu. Sekarang ini, angkatan pertama SDMTQ sudah memasuki semester 2,
dan masih menggunakan KTSP sebagai landasan kurikulum yang dipadu dengan
program tahfizh.
Pada
semester satu yang lalu, semua santri angkatan I sudah menyelesaikan hafizh
satu jus, terang Dra Rahma Tripara NS, Kepala SDMTQ Wonokerto. Tercapainya
prestasi ini tentunya didukung oleh para ustazh yang berkompeten di bidangnya.
Di tahun pertama, SDMTQ sudah mampu mendatangkan 3 ustadz pengampu tahfizh dan
sudah menambah satu uztadzah (hafizhah) untuk semester dua ini.
Pada
tahun pertama, jumlah santri yang mendaftar di SDMT sebanyak 44 santri. Oleh
kebijakan sekolah, sebanyak 44 santri tersebut dibagi ke dalam dua kelas, yakni
kelas 1 USTMAN dan kelas 1 ALI, dengan jumlah 22 santri tiap kelas. Tidak hanya
program tahfizh, SDMTQ juga berfokus pada mata pelajaran umum, seperti
Matematika, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, dan lainnya.
MURI-Q
(Murottal Irama Qur’an) adalah metode pengajaran tahfizh yang digunakan di
SDMTQ yang sudah terbukti efektif dalam pengajaran tahfizh di sekolah. Metode
yang dikenalkan oleh Ustadz M Dzikron Al-Hafizh ini tidak hanya berfokus pada
kegiatan menghafal, tetapi juga begaimana melantunkan Al-Qur’an sesuai tajwid
yang benar, sekaligus indah.
Perolehan Medali Lomba OLYQ Tk ASEAN |
SHOLAT DHUHA BER JAMAAH |
pcmwonokerto ok
BalasHapus